Apa Yang Terjadi Bila Gula Darah Di Luar Kendali?


Kadar gula darah yang ekstrim di luar kendali mungkin saja menyebabkan keadaan gawat darurat dan memerlukan pertolongan pertama yang tepat.

  • Gula Darah Rendah atau Reaksi Insulin

Disebut juga hipoglikemia atau kadar gula darah terlampau rendah (< 60ml/dl), dapat terjadi bila jumlah insulin berlebihan, olahraga berlebihan, puasa atau jumlah makanan yang dimakan kurang. Gejalanya antara lain: gemetar, lemas, dan mengantuk, yang diikuti dengan bingung, pusing, dan penglihatan ganda. Kalau Anda mengalami reaksi insulin, segera makan sesuatu yang manis, misalnya jus buah, permen, coklat, atau minuman ringan yang mengandung gula.

  • Gula Darah Tinggi

Gula darah yang terlampau tinggi atau disebut hiperglikemi, dapat mengakibatkan koma diabetik atau disebut juga diabetik ketoasidosi (DKA). Gejalanya berupa mual, muntah, nyeri perut, lemas, haus, napas berbau manis, dalam dan cepat. Ini mengawali gejala kebingungan yang makin lama makin hebat, sehingga kehilangan kesadaran. Gejala ini sering terjadi pada diabetisi tipe 1 yang sedang sakit, atau lupa suntik insulin. Tetapi juga bisa sebagai gejala awal dari diabetes yang tidak terdiagnosis.

 

Apa yang terjadi jika kadar gula darah tinggi berkepanjangan?

Risiko Serangan Jantung dan Stroke

Salah satu komplikasi diabetes yang sering terjadi adalah penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung & pembuluh darah ) yang merupakan penyebab utama kematian pada penyandang diabetes. Penyakit kardiovaskuler dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.

Obesitas dan Hipertensi

Obesitas atau kegemukan, sering dijumpai pada penyandang diabetes melitus. Sementara hipertensi atau tekanan darah tinggi, dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler pada penyandang diabetes. Karena itu, diabetisi harus mengendalikan tekanan darahnya dengan menerapkan gaya hidup sehat, bila tekanan darah melewati batas tertentu, perlu minum obat antihipertensi.

Dislipidemia

Dislipidemia (Gangguan keseimbangan kadar lipid atau lemak dalam darah) pada diabetisi lebih meningkatkan risiko timbulnya penyakit kardiovaskuler. Karena itu, diabetisi perlu melakukan pemeriksaan profil lipid, yang terdiri atas pemeriksaan kolesterol total, kolesterol HDL, Kolesterol LDL dan trigliserida, segera setelah divonis diabetes.

Gagal Jantung (Diabetic Cardiomyopathy)

Diabetes yang tidak terkendali atau kadar glukosa darah yang tinggi berkepanjangan, secara langsung dapat menyebabkan pembesaran dan merusak otot jantung, tanpa adanya penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi. Kondisi ini disebut dengan Diabetic Cardiomyopathy. Pada keadaan ini, jantung tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, kemampuan jantung untuk memompa darah berkurangnya dan pada akhirnya tidak mampu lagi memenuhi fungsinya sehingga terjadi gagal jantung.

Komplikasi pada Mata (Retinopati Diabetik)

Mata merupakan salah satu organ tubuh yang dapat terkena dampak diabetes melitus. Jenis gangguan mata yang dapat terjadi adalah glaukoma, katarak dan retinopati diabetik. Glaukoma dan katarak memang dapat menyerang orang yang tidak diabetes, tetapi lebih sering dan lebih cepat muncul pada diabetisi.

Komplikasi pada Ginjal (Nefropati Diabetik)

Yaitu kerusakan ginjal yang disebabkan oleh diabetes. Ginjal terdiri atas ribuan glomerulus yang berfungsi untuk menyaring atau ‘membersihkan’ darah yang masuk melalui kapiler di dalam glomerulus. Pada saat pertama terjadi diabetes, karena banyak gula yang memasuki ginjal untuk disaring, maka ginjal membesar. Kerja atau fungsi ginjal tampak baik karena banyaknya gula yang masuk ginjal sehingga banyak air yang ditarik, menyebabkan tekanan di dalam glomerulus meningkat dan laju filtrasi glomerulus (kecepatan penyaringan) meningkat.

Pada awal perkembangan diabetes, membran atau lapisan jaringan yang menyelubungi glomerulus menebal sehingga mendesak pembuluh darah kapiler dalam glomerulus sehingga pembuluh darah tidak dapat menyaring darah lebih banyak. Untunglah, kita mempunyai sangat banyak glomerulus, dari yang kita butuhkan sehingga keadaan ini tidak menimbulkan gangguan yang berarti.

Gangguan Sistem Saraf (Neuropati Diabetik)

Organ lain yang terancam akibat gula darah tak terkendali adalah sistem saraf. Sekitar 60% penyandang diabetes mengalami gangguan pada saraf. Gangguan saraf perifer dapat meningkatkan risiko terjadinya gangren (kaki diabetes), sedangkan salah satu dampak dari gangguan saraf otonom adalah terjadinya disfungsi ereksi. Kejadian disfungsi ereksi pada penyandang diabetes melitus tipe 2 lebih dari 10 tahun cukup tinggi, dan merupakan akibat dari neuropati pada saraf otonom, gangguan pembuluh darah (angiopati) dan masalah psikis.

Neuropati diabetik yang paling sering terjadi adalah distal polyneuropathy, yaitu gangguan sensasi pada saraf perifer (tepi) misalnya kaki dan tangan. Keadaan ini dapat memicu gangren kaki. Neuropati diabetik menyebabkan pasien tidak dapat merasakan apa-apa ketika kaki mendapatkan tekanan sehingga terbentuk kalus. Karena tekanan terus-menerus, kalus menjadi lembek dan mencair lalu lepas dari luka. Luka terinfeksi, jika tidak ditangani secara memadai akan meluas dan mungkin harus diamputasi. Gejala yang sering dirasakan yaitu kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri, serta lebih terasa sakit pada malam hari. Diabetisi yang mengalami neuropati harus melakukan perawatan kaki yang memadai.